Sabtu, 07 Februari 2009

TEHNOLOGI DALAM PERSPEKTIP AL-QUR'AN

Oleh: Syamsul Qodri Al-Falaky


I

Al-Qur'an sebagai mu'jizat nubuwwat bagi Nabi Muhammad SAW diturunkan di tengah-tengan masyarakat ummy yang hidup di daerah tandus yang berlaut pasir. Jazirah Arab. Ketika itu mereka – meskipun dalam bidang perdagangan cukup maju – masih sangat sedikit yang dapat baca tulis. Dalam catatan sejarah, ketika itu baru ada 17 orang yang sudah bisa baca tulis. Oleh sebab itu, dalam bidang Ilmu Pengetahuan sudah pasti amatlah kurang. Maka kehidupan mereka banyak diselimuti dengan takhayyul dan khurofat serta penyembahan berhala yang turun temurun dari nenek moyang pendahulu mereka.

Dalam kondisi masyarakat yang seperti itu, Al-Qur'an sudah berbicara dengan bahasanya yang indah tentang kejadian alam, tentang embriologi, astronomi dan bidang ilmu-ilmu yang lain. Yang semuanya itu sebagai bukti bahwa Al-Qur'an bukan buatan manusia.

Dengan kemu'jizatannya, maka Al-Qur'an akan selalu menjawab segala persoalan sepanjang zaman. Misalnya, ketika susastera berkembang di tengah-tengah bangsa Arab, Al-Qur'an sebagai himpunan kalam suci yang terindah. Satu orang pun tak ada yang mampu melawan tantangan Al-Qur'an, untuk menyusun dan menggubah puisi yang sebanding dengan keindahannya. Berkali-kali mereka mencobanya, tetapi selalu saja kegagalan yang didapatkan.
Kemudian di era kemajuan tehnologi seperti sekarang, di mana orang yang ada di paling ujung selatan dunia dapat berkomunikasi dengan orang yang ada di ujung paling utara. Apa kata Al-Qur'an ?.

Berangkat dari pertanyaan ini, penulis ingin memberikan sedikit gambaran bagaimana Al-Qur'an mendorong umat manusia supaya berpikiran maju dalam bidang ilmu pengetahuan, sehingga pada akhirnya manusia memiliki kemajuan tehnologi seperti sekarang ini. Dengan harapan, apa yang penulis sampaikan dapat mendorong maju satu langkah, dari sekedar membaca Al-Qur'an dangan segala fadlilah dan ganjarannya, ke arah merenungi Al-Qur'an dengan segala makna dan kehebatannya.


II

Sejak awal turunnya, Al-Qur'an mendorong umat manusia supaya banyak membaca dan menulis.
                        
[ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan.. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. . Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.].
Sebab dengan cara banyak membaca dan menulis, seseorang akan bisa memilki ilmu pengetahuan.

Selanjutnya, apabila kita mau meneliti, bahwa ayat-ayat Al-Qur'an yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan, ternyata lebih banyak daripada yang berkaitan dengan hukum. Ayat-ayat yang berkaitan dengan hukum tidak lebih dari 10 %, antara 200 — 500 ayat. Itu artinya, bahwa Al-Qur'an sangat mendorong umat manusia berpengetahuan tinggi. Bahkan Al-Qur'an menganggap hanya orang-orang berilmu yang punya rasa takut kepada Alloh. 'Ulama. Karena mereka adalah orang-orang yang tahu persis sejauh mana kebesaran dan keagunganNya. Kemudian pengetahuan itu yang mendorong hati mereka punya rasa khosyyah kepada Alloh SWT.
  •                       ••                  
[27. Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat.
28. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.].

Apabila kita menggunakan perenungan yang dalam, maka kita tahu, bahwa yang dimaksud dengan Ulama adalah mereka yang berpengetahuan tinggi tentang alam. Coba perhatikan ayat-ayat sebelumnya. Semua berkaitan dengan Ilmu Pengetahuan Alam. Bahkan sejak awal Surat Fathir mengisyarahkah berbagai jenis disiplin Ilmu Pengetahuan.

Dalam Tafsirnya, Al-Jawahier, Imam Thonthowi Jauhari menjelaskan :

﴿ آيات العلوم أربع عشرة ﴾
وهى قوله "ألحمد لله فاطر السموات" إلى قوله "فأنّى تؤفكون". وفوله "الله الذي أرسل الرياح"إلى قوله "من قطمير". وقوله " ألم تر أنّ الله أنزل من السمآء " إلى قوله"إنّ الله غفوررحيم".وقوله"إن الله يمسك السموات"إلى قوله"حليماغفورا"وقوله"أولم يسيروافي الأرض" إلى قوله "فأنّ الله كان بعباده بصيرا".
(العلوم)- علم الحساب والجو والرياح والزراعة وعلم الحياة وعلوم البحار والسفن وهي لاتسير الا بعلم الفلك والهيئة والتقويم والتلغراف البريّ والبحريّ والهوائيّّ ومعرفة الجاذبيّة العامّة وجغرافية البلاد وتاريخ الأمم للأعتبار. فهذه العلوم ممّايجب وجوباكفائيّا أشارت لهاهذه السورة.

Dengan dorongan qur'aniyyah dalam bidang Ilmu Pengetahuan, pada masa kejayaan Daulat 'Abasiyyah, lahirlah para Ilmuan Muslim yang diakui kebesarannya oleh dunia. Dapat dibayangkan, ketika itu Baitul Hikmah telah mengoleksi 6.000.000. judul buku. Namun sayang sekali, pada waktu Perang Salib hasil karya para 'Ulama banyak yang dibawa oleh orang-orang barat dan disalin ke dalam bahasa mereka. Dan akhirnya , seolah kemajuan tehnologi seperti sekarang ini lahir dari dunia barat.


III


Ketika saya membaca ayat:10 Surat Fathir :
   •   •                     
[ Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik, dan amal yang saleh dinaikkan-Nya, dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras. dan rencana jahat mereka akan hancur.].
Ada kalimat yang menggugah hati saya bahwa Al-Qur'an telah mengisyarahkan akan adanya tehnologi komunikasi jarak jauh seperti sekarang ini.
Kalimat itu ialah " " إلَيْهِ يَصْعَدُ الْكَلِمُ الطَّيِّبُ [KepadaNyalah naik perkataan-perkataan yang baik].
Dari kalimat ini, saya memahami bahwa apa yang diucapkan oleh manusia akan selalu ada. Karena udara di sekitar kita mengandung suatu zat yang dinamakan ether. Zat ini apabila tersentuh, maka akan gerak terus menerus tiada henti. Oleh sebab, ada kemungkinan besar apa yang telah kita ucapkan dan kita lakukan dapat diungkap kembali meskipun sudah ratusan tahun, bahkan ribuan tahun, karena ether yang tersentuh oleh kata-kata dan gerakan kita selalu bergerak terus menuju ke arah atas.
Gelombang elektromagnetik yang digunakan oleh media massa seperti televisi dan radio dapat menempuh jarak jauh karena dibantu oleh gerakan ether tersebut.
Dengan demikian, 14 abad silam Al-Qur'an sudah mengisyarahkan adanya zat yang dapat menaikkan kata-kata atau satu gerakan ke arah atas. Dan di abad modern zat itu baru ditemukan. Ether.

Sekian.

gubug kebodohan; 07 Februari 2009


DAFTAR BACAAN


• Al-Qur'an Word.
• Tafsir Thonthowi
• Tafsir At-Thobari
• Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
• Metodologi Studi Islam
• Islam dan Teologi Pembebasan
• Tehnik Elektronika
• Dll.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar