Minggu, 08 Februari 2009

MASYARAKAT ISLAM PADA MASA ROSULULLOH SAW

Oleh : Syamsul Qodri Al-Falaky


Mengapa Islam berkembang melalui masyarakat bawah ?. Satu pertanyaan yang sangat menarik untuk menjadi bahan kajian. Karena dengan mengkaji pertanyaan itu, kita tahu bahwa Islam kehadirannya bukan hanya bertugas untuk meluruskan bidang Teologi saja, tapi juga dalam bidang sosial .
Pada awalnya, Islam berkembang di tengah masyarakat Arab yang sangat bobrok status sosialnya. Saat itu, tidak ada hukum yang berlaku selain hukum rimba, di mana yang kuat itulah yang menang dan berkuasa. Dalam meraih kekuasaan, segala cara dilakukan. Bagi kaum bangsawan, meraih kekuasaan dengan kebangsawanannya, bagi kaum agama, meraihnya dengan keagamaannya sebagaimana yang dilakukan oleh para pendeta. Akibatnya, rasa persatuan dan kesatuan hilang sama sekali dari bumi Arab. Permasalahan yang amat sepele dapat mengobarkan api pertumpahan darah antar suku. Keadaan yang demikian menghantarkan bangsa arab ke jurang kemiskinan, sehingga mereka tega membunuh anak-anak hanya karena takut kelaparan. Bahkan yang lebih parah lagi, punya anak perempuan dianggap cacad, karena di kemudian hari anak perempuan hanya akan menjadi beban belaka. Sehingga mereka tega mengubur hidup-hidup ketika bayi yang lahir ternyata perempuan.
Semua itu, diakibatkan kesenjangan ekonomi yang melebar dikarenakan tidak adanya apa yang disebut keadilan dan semaraknya kedzaliman di mana-mana. Dan yang paling merasakan adalah masyarakat menengah ke bawah.
Kehadiran Nabi Muhammad SAW dengan da'wah Islamnya merupakan revolusi besar-besaran untuk menghapus segala bentuk kedzaliman dan ketidakadilan. Sebab itu, apa yang didakwahkan oleh beliau sebagai sesuatu yang sangat diharapkan oleh masyarakat kecil. Maka orang seperti Bilal dan Ibnu Ummi Maktum sebagai orang pertama yang menerima ajaran Nabi Muhammad SAW, sementara para pembesar masih menolaknya, karena ada anggapan ajaran Muhammad SAW dapat meruntuhkan pilar-pilar statusquo.
Itulah sebabnya, ketika Nabi mulai melancarkan da'wahnya, beliau banyak mendapat rintangan dari para pembesar dan pendeta bangsa Arab, selalu didesak dan diancam dengan pembunuhan ,sehingga pada akhirnya beliau hijrah ke Madinah.
Di Madinah beliau mulai menata kehidupan masyarakat sesuai dengan ajaran Islam yang beliau da'wahkan. Dalam waktu 23 tahun masyarakat yang hidup dalam suasana gersang berubah menjadi masyarakat yang adil dan makmur penuh kedamaian, yang di kemudian hari dikenal derngan Masyarakat Madani.
Dalam makalah ini, penulis menyampaikan sedikit gambaran kehidupan masyarakat Islam pada waktu beliau masih hidup. Mudah-mudahan dapat sebagai bahan acuan untuk membentuk Civil Sosiety yang pernah digulirkan di awal era reformasi di negeri tercinta ini.

II

Setelah Rosululloh SAW berada di Madinah , beliau segera mengambil langkah-langkah untuk membina masyarakat baru di Madinah, yaitu masyarakat Islam. Beliau mengadakan musyawarah dengan para sahabat, membicarakan usaha apa atau upaya apa yang perlu dilakukan untuk membina masyarakat Islam yang berasaskan persatuan dan keadilan.
Dalam rangka membina masyarakat Islam itu, Rosululloh melakukan beberapa usaha yang merupakan modal untuk pembinaan selanjutnya. Usaha-usaha yang dilakukan Rosululloh yang paling mendasar ialah :
1. Mendirikan Masjid. Inilah usaha pertama yang dilakukan oleh Rosululloh. Masjid memegang peranan penting dalam pembinaan masyarakat, yaitu sebagai tempat beribadat kepada Alloh, tempat Rosululloh menyampaikan ajaran-ajaran beliau dari wahyu Alloh yang baru diterima. Masjid ini juga tempat bermusyawarah para sahabat atau menanyakan masalah kepada Rosululloh dan juga berfungsi sebagai tempat menerima tamu atau delegasi dari negeri lain.
2. Mempersaudarakan antara kaum muslimin penduduk asli Madinah ( terdiri dari kabilah Al-Aus dan Al-Khozroj ) dengan kaum muslimin yang baru pindah dari Mekah ke Madinah.
Dengan mengadakan persaudaraan seperti itu , berarti Rosululloh telah menciptakan suatu persatuan antar keluarga yang berdasarkan agama sebagai pengganti persaudaraan yang berdasarkan keturunan dan kesukuan.
3. Membuat perjanjian bantu membantu antara kaum muslimin dan golongan yang bukan muslim.
Rosululloh SAW membuat suatu perjanjian antara kaum muslimin dan golongan lainnya dengan maksud hendak menciptakan suasana bantu membantu dan sifat toleransi antara golongan-golongan tersebut.
Adapun ringkasan perjanjian adalah sebagai berikut :
a. Tiap golongan memiliki kebebasan beragama dan berpolitik.
b. Tiap golongan bebas melaksanakan ajaran agamanya masing-masing.
c. Seluruh penduduk Madinah, baik kaum muslimin atau yahudi harus bantu membantu dalam bidang moril dan materiil. Mereka dengan bahu membahu harus menangkis semua serangan terhadap Madinah.
d. Dalam segala hal, Rosululloh adalah pemimpin teratas bagi seluruh penduduk Madinah. Kepada beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan.
e. Membuat aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan baru di bidang politik, ekonomi dan sosial.
Untuk mengatur masyarakat di Madinah itu, Rosululloh mene rapkan prinsip demokrasi dan musyawarah untuk membina masyarakat di bidang politik berdasarkan firman Alloh :
   
dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu
[ QS. Ali Imron : 1`59 ]
  
sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka. [ QS. Asy-syuraa : 38 ].
Selanjutnya Rosululloh SAW menetapkan prinsip keadilan dalam bidang ekonomi dengan sabda beliau :
لَيْسَ بِمُسْلِمٍ مَنْ بَاتَ شَبْعَانَ وَجَارُهُ جَآئِعٌ وَهُوَ يَعْلَمُ
Tidaklah bernama muslim, seseorang yang tidur dalam keadaan kenyang di malam hari sedangkan tetangganya menderita kelaparan dan dia mengetahuinya.
Dalam bidang kemasyarakatan , Rosululloh meletakkan dasar persamaan antara sesama manusia. Tidak ada perbedaan derajat seseorang dengan lainnya. Yang membedakannya adalah takwanya kepada Alloh. Sebagaimana firman Alloh :
 ••           •      •    
Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara -kamu.Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal
[ QS. Al-hujurot:13 ].
Disamping itu Rosululloh banyak membuat aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan untuk mengatur masyarakat berdasarkan Al-Qur'an dan sabda-sabda beliau ( hadits ).
Seluruh peraturan Rosululloh yang berkenaan dengan tata kehidupan kota Madinah tersebut dikenal kemudian dengan Dutsur Madinah ( Konstitusi Madinah atau Piagam Madinah) yang mencakup masalah-masalah kemasyarakatan dan politik, yang diakui oleh para ahli kemudian sebagai refleksi dari pikiran Rosululloh yang sangat jenius.
Dengan dikeluarkannya Piagam Madinah, berarti telah lahir suatu pemerintahan Islam dengan sistem politik yang modern. Pemerintahan baru bentukan Rosululloh berdasar piagam tersebut menunjukkan bentuk kekuatan atau lembaga legislatif, judikatif dan eksekutif. Sistem otoritas politik tersebut kini dipakai oleh berbagai pemerintah di dunia modern.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar